Home / Covid-19 / Pembelajaran Digital, Why Not?

Pembelajaran Digital, Why Not?

Hakikatnya pembelajaran digital bukan hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sistem pembelajaran ini sudah di wacanakan saat diterapkannya Kurikulum 2013. Esensinya adalah guru dan siswa hendaknya memiliki semangat dan komitmen dalam mempelajari teknologi. Mengapa harus demikian? Pada dasarnya, jika guru bersikap cuek untuk mempelajari IT, berarti guru tersebut tidak menghargai kemampuan dirinya yang telah Allah berikan kepadanya. Bahkan telah menganggap dirinya sebagai pendidik yang lemah.

Guru yang menarik dan kreatif dalam menyampaikan pelajaran adalah sosok pendidik yang tidak mudah di tebak cara mengajarnya oleh siswa.

Selalu memiliki kejutan dalam mengajar dan mendidik sehingga siswa selalu merasa penasaran, kejutan apa lagi yang akan diberikan oleh gurunya.

Jika guru hanya memberikan materi pembelajaran dengan metode yang sama dari tahun ke tahun, hanya menyampaikan rumus dan teori, maka sang guru masih menerapkan sistem pembelajaran tempo dulu (kuno). Why? Karena cara mengajar tersebut tidak sesuai karakteristik pembelajar abad 21. Sekarang bukan zamannya sebagai Teacher centered learning, melainkan polanya adalah Student centered learning. Nah, dari perubahan model seperti ini, seharusnya guru lebih memahami model pembelajaran yang tepat di abad 21. Diantara model pembelajaran yang dapat digunakan di abad 21 adalah discovery atau inquiry learning dan blended learning.

Poin penting yang perlu kita yakini sebagai seorang guru adalah, pembelajaran abad 21  merupakan pembelajaran yang menggabungkan pengetahuan, keterampilan, sikap, literasi, yang dikemas dalam penggunaan teknologi.

Lantas, bagaimana cara yang tepat dan efektif agar menjadi guru abad 21? Apakah harus meratapi nasib dan kemampuan dengan kondisi usia yang bertambah? Yuk, move on dari mindset tersebut. Guru yang cerdas, fokus kepada solusi, bukan terhadap masalah.

Berikut ini beberapa solusi yang dapat diterapkan.

1. Membuat perencanaan pembelajaran (RPP)

Bisa Anda bayangkan jika saat mengajar, sang guru tidak mempersiapkan dengan baik skenario pembelajaran. Yakin dan percaya, pembelajaran kurang terarah dan efektif. Merancang RPP merupakan salah satu senjata guru sebelum menciptakan pembelajaran yang menarik dan menjadikan siswa aktif dalam belajar.

2. Membuat media pembelajaran

Media pembelajaran sangat bermanfaat untuk proses pembelajaran. Khususnya dalam memberikan pemahaman konsep kepada siswa. Semakin sering guru membuat media pembelajaran, maka kompetensi kreatif guru semakin meningkat dan terasah.

Karakterstik Pembelajar Abad 21

Diantara ciri siswa atau anak di abad 21, memiliki emosi yang labil dan kemampuan dalam diri untuk menggunakan gawai dan mengoperasikan teknologi secara instan. Dengan kemampuan siswa dalam hal ini, guru memiliki peran penting dalam mengarahkan siswa untuk menggunakan teknologi secara bijak. Guru mesti membentuk mindset siswa agar menjadikan internet atau smartphone yang dimiliki sebagai sumber belajar yang menarik. Sehingga membuat siswa menjadi pembelajar yang produktif.

Satu pertanyaan penting bagi guru. Tidak malukah diri ini jika siswa lebih update dan mahir dalam penggunaan teknologi. Bahkan lebih update dalam menemukan informasi pengetahuan terbaru?.

Oleh sebab itu, seorang guru yang berada di abad 21, harus memiliki moto ‘Menjadi Guru Pembelajar’. Caranya bagaimana? Silakan simak beberapa poin berikut.

  • Guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam pengoperasian komputer
  • Memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran
  • Memiliki kemampuan berpikir kritis
  • Konstruktiv, artinya guru harus mengeksplorasi kemampuan awal yang dimiliki siswa. Ingat, siswa bukan kertas kosong. Mereka sudah dibekali kemampuan dari Allah.
  • Bersikap komunikatif dan menambah koneksi jaringan, sehingga membuka wawasan dalam mengajar serta mendapatkan info terbaru tentang penggunaan aplikasi pembelajaran sehingga dapat diterapkan.

Sebagai penutup, pembelajaran secara daring tetap membutuhkan komunikasi yang baik dan efektif antara siswa dan guru. Jangan lepas tangan saat melakukan pembelajaran daring. Jika hanya memberikan tugas dan materi saat pembelajaran daring, berarti mindset sang guru masih keliru terhadap konsep pembelajaran daring. Kolaborasikanlah antara pengetahuan, komunikasi, dan karakter sosial.

About GZ

Check Also

Peran Orang Tua Saat Anak Belajar di Rumah

 Saat ini di Indonesia telah mewabah virus Covid -19 atau biasa disebut virus Corona.Virus yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *