Home / artikel / Aku dan Profesiku

Aku dan Profesiku

Termasuk tujuan pendidikan adalah menumbuhkan kepribadian yang mempunyai sifat-sifat mulia. Apabila kita ingin mewujudkan kepribadian seperti ini dalam kehidupan nyata, maka wajib bagi kita semua untuk melahirkan para pendidik (guru) yang sukses dalam pendidikan dan pengajaran.

Seorang guru hendaknya mengetahui bahwa tugasnya itu seperti tugasnya para Nabi yang Allah Subhanahu wa ta’ala telah mengutus mereka memberikan hidayah kepada manusia dan mengajari mereka. Sehingga seorang guru meyakini dari lubuk hatinya yang paling dalam bahwa dia bertanggung jawab di hadapan Allah terhadap para siswanya apa yang telah dia ajarkan kepada mereka.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpin.” (Hadits Riwayat Bukhari & Muslim)

Saudaraku, tugas seorang guru tidaklah sekadar mengisi otak para siswa dengan ilmu pengetahuan saja, bahkan lebih dari itu, seorang guru harus mampu menegakkan pendidikan yang mencakup keimanan yang baik, menumbuh kembangkan karakter-karakter positif yang sudah tertanam dalam diri anak sejak lahir, dan mengoptimalkan potensi siswanya.

Mendidik siswa tidaklah seperti menulis pada kertas putih yang kosong, sehingga pendidik dapat menulis sekehendak hati, dan saat itu pula hasilnya langsung dapat dilihat.

Akan tetapi mendidik siswa bagaikan menumbuhkan sebiji benih agar menjadi pohon yang tumbuh besar dan kuat, diberi pupuk, disiram, dibersihkan dari hama, dan dirawat. Sehingga siswa tidak bisa dibentuk sekehendak hati, akan tetapi harus diperlakukan sesuai perkembangannya, dan produk dari proses tersebut dapat dilihat dalam waktu yang lama sehingga seorang siswa dapat memberikan manfaat yang begitu besar terhadap makhluk yang berada disekitarnya.

Mungkin didalam hati pembaca terbetik suatu pertanyaan, “Begitu beratkah tugas seorang guru?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami cantumkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala dan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang in syaa Allah akan memberikan ketenangan hati buat kita semua agar lebih mencintai profesi sebagai guru.

Allah berfirman:

” Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan.” (An-Nisaa’: 125)

Salah satu tugas guru adalah mendidik, sedangkan mendidik adalah suatu kebaikan. Oleh sebab itu, setiap guru wajib mengikhlaskan tujuan dan niatnya dalam mendidik semata-mata mengharap ridho dan pahala dari Allah.

Kemudian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Demi Allah, jikalau Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab dirimu, hal itu benar-benar lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.” [Muttafaqun Alaihi]

Saudaraku, unta-unta merah adalah lambang kekayaan orang Arab. Hadits tersebut menunjukkan bahwa keutamaan mengajak manusia dalam kebaikan adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya.

Wahai para pejuang pendidikan (guru), tidakkah bergetar hati ini membaca hadits diatas?

Betapa besar peluang seorang guru untuk mendapatkan “unta merah”. Profesi guru merupakan pintu terdepan untuk meraih amal kebaikan. Maka berbahagialah ketika Allah mentakdirkan dirimu menjadi seorang guru, sehingga engkau memiliki siswa yang bisa menjadi sebab amal jariyahmu kelak di akhirat.

Teringat sebuah ucapan singkat tapi sangat bermakna yang didapatkan sewaktu pelatihan Literasi TIK . Berkata Prof. Dr. Irwan, M. Pd (Kepala LP3TK KPTK Gowa) :

“Guru harusnya kalo ditanya apa Profesinya jangan di jawab cuma Guru SD ji Kodong. Padahal guru SD itu profesi yang tidak ringan. Dari semua jenjang pendidikan yang paling berat itu adalah Guru Jenjang TK dan SD.”

About GZ

Check Also

Kematian Dajjal

 Movavi Video Editor Plus Awal kematian Dajjal bermula ketika dua pasukan besar siap berhadapan. Kedua …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *